warna warni kehidupan

hidup itu indah adanya
Subscribe

Mulut-mu Harimau-mu

August 18, 2023 By: andry Category: motivasi, refleksi

Seringkali kita ataupun orang lain JATUH hanya karena UCAPAN NEGATIF kita sehingga selayaknya kita JAGA dan SELEKSI KATA2 KITA supaya TIDAK men-JATUH-kan, tetapi menjadi ALAT dan BERKAT untuk menjaga KITA dan SESAMA

KEKAYAAN itu adalah…

October 25, 2013 By: andry Category: motivasi, refleksi

Bukankah seringkali kita terjebak dengan pencarian “KEBAHAGIAAN” melalui sesuatu yang disebut “KEKAYAAN”, padahal kita seringkali melupakan esensi dari arti KEKAYAAN itu sendiri.

Bila kita punya sedikit waktu saja mau merefleksikan diri, ada ilustrasi sederhana yang bisa menjadi gambaran apa yang dikatakan sebagai KEKAYAAN tersebut…

Ada seorang pemuda yang baru lulus pendidikan dan pertama kali mulai bekerja mendapatkan gaji 3 juta rupiah, pastinya dia akan merasa bersyukur mendapatkan pekerjaan tersebut. Dia akan mulai kehidupannya dengan nilai rupiah tersebut, mungkin dia akan mencari rumah kontrakan yang sederhana dan merasa cukup dengan memiliki sebuah sepeda motor untuk mendukung kegiatannya.

Namun sejalan berkembang karirnya dan memiliki gaji 10 juta rupiah, maka dia akan mulai mencicil rumah dan sebuah mobil sehingga mulailah pemuda tersebut mempunyai kewajiban untuk membayar cicilan per bulan yang semakin besar.

Dan waktu terus berlalu, saat memiliki gaji 20 juta rupiah, maka dia akan mencicil rumah yang lebih besar dan mobil yang lebih mewah, bahkan mungkin saja pemuda tersebut akan merasa lebih tertekan dari sebelumnya karena hutang yang ditanggung semakin besar. Ditambah lagi dengan kesuksesannya itu, pasti banyak orang-orang yang berusaha memanfaatkan dan bergantung pada pemuda tersebut.

Jadi apa yang membedakan saat dia masih memiliki gaji 3 juta rupiah dengan saat dia memiliki gaji 20 juta rupiah? Toh, berapapun nominalnya akan selalu kurang? Malah mungkin saat memiliki gaji 20 juta, dia akan merasa lebih tertekan karena gaya hidupnya menuntut untuk lebih lebih dan lebih lagi, akibatnya berbagai cara akan dia lakukan untuk mencukupi kebutuhan dan hutang-hutang yang melilitnya.

Ilustrasi inilah yang menggambarkan mengapa begitu banyak pejabat negeri ini yang memiliki pendapatan mencapai 100 – 200 juta per bulan tetap merasa kurang dan akhirnya melakukan tindakan yang tidak benar. Orang-orang ini tidak akan pernah merasa KAYA. Sangat mengherankan saat barang-barangnya disita ditemukan banyak mobil mewah yang mungkin tidak pernah digunakan. Lalu kenapa harus dibeli?? Pastinya bukan karena KEBUTUHAN, tetapi karena KESOMBONGAN dan KEINGINAN yang tidak bermanfaat.

Memang tepat ada sebuah ungkapan : “Seringkali yang membuat kita MERASA MISKIN dan KURANG bukan karena BIAYA HIDUP, tetapi karena GAYA HIDUP”.

Jadi jelas sekali bahwa KEKAYAAN itu tidak bisa sepenuhnya diukur dari MATERI.

Esensi KEKAYAAN bukan dari banyaknya MATERI yang kita punya, tapi tentang MENSYUKURI dan MENCUKUPKAN DIRI dengan apa kita punya.

Sebenarnya yang perlu diingat juga bahwa SEMUA MILIK KITA hanya titipan dari TUHAN dan SEBAGIANnya merupakan HAK untuk ORANG LAIN yang membutuhkannya dan kita ditugaskan untuk menjadi jalan berkat.
Di saat kita mencoba menyimpannya untuk memenuhi AMBISI dan KEPENTINGAN ego kita, maka KETIDAKSEIMBANGAN akan tercipta dan mulai melemahkan Hati Nurani.

PERCAYALAH… kita tidak akan berbahagia dengan ketidakseimbangan ini dan sebaliknya saat kita bisa menjaga keseimbangan tersebut, maka disitulah kita bisa disebut KAYA.