warna warni kehidupan

hidup itu indah adanya
Subscribe

Mengapa kita gagal bersuka cita?

February 05, 2021 By: andry Category: motivasi, refleksi

Mengapa kita seringkali gagal bersuka cita?
Jawabannya adalah…
Karena kita seringkali menggantungkan sukacita kita kepada orang lain.
Saat orang lain melakukan hal yang tidak kita sukai atau tidak sesuai yang dengan yang kita harapkan, kita membawanya dalam pikiran negatif yang mendalam.
Orang lain itu bisa orang terdekat kita sendiri seperti orang tua, saudara, pasangan kita yang kita harapkan bisa mendukung kita..

Padahal di situ lah letak keSALAHannya..

Kita bertanggungjawab atas kebahagiaan dan sukacita kita sendiri!!!!
sekali lagi..
Kita bertanggungjawab atas kebahagiaan dan sukacita kita sendiri!!!!
Bukan orang lain !!!
Kitalah yang bisa menciptakan kebahagiaan kita sendiri melalui cara pandang dan pikiran poistif kita sendiri.

Surat untuk kekasihku (the 14th Wedding Anniversary)

December 02, 2020 By: andry Category: motivasi, my journey, My Lovely Family, refleksi

Pulau Bunyu, 02 Desember 2020

Dear Bidadariku SHENNY ROMBE…
Sang wanita separuh jiwaku..

Waktu terus berjalan..
Hari ini tepat 14 tahun kita menjalani bahtera rumah tangga, dengan segala kisah suka dan duka yang kita lalui bersama dengan banyak tawa dan airmata yang kita bagi berdua.
Kebersamaan dan rasa bahagia yang terukir inilah yang membuatku senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan untuk anugerah terindah yang diberikan untukku, yaitu KAMU.

Memang kita tidak bisa selalu bersama karena tugas dan tanggungjwabku, namun setiap saat berkesempatan malam aku berbaring di sampingmu, aku berharap malam itu tidak pernah berlalu agar aku terus dapat dekat denganmu..
Memandangmu adalah momen indah dan berharga, yang memberikan kesejukan dan ketenangan di hatiku, yang mampu melepaskan segala lelahku.

Berjuta maaf kumohonkan kepadamu dalam banyak kelemahan dan keterbatasanku yang seringkali membuat hatimu kesal, gundah dan marah.
Dengan kondisi dan situasi seperti saat ini yang memang memaksa kita untuk sering tidak selalu bersama, sehingga pundakku pun tidak selalu tersedia untukmu ketika kamu bersedih ataupun menangis, namun kupastikan cintaku akan selalu ada untukmu

Aku tahu bahwa bukanlah pria sempurna, namun dengan segenap hatiku aku akan berusaha menjadi pria yang selalu berusaha menjagamu, “Aku mencintaimu karena Tuhan Allah begitu mengasihiku dengan menjadikanmu pendamping hidupku dan menjadi ibu dari anak-anak ku”, serta kepada Tuhan juga senantiasa aku berdoa agar diberikan kekuatan untuk selalu menjadi suami yang baik dan dapat diandalkan untukmu.

Semoga Tuhan Yesus senantiasa hadir dan menjadi pemimpin rumah tangga kita yang ajaib melalui firman-firmannya yang hidup.

Markus 10:6-9
Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Happy the 14th Wedding Anniversary, Sayangku…
02 Desember 2006 – 2020

Dari pria yang selalu memuja dan senantiasa tergila gila tentang mu,
Kemarin, hari ini dan selamanya..

Andry

Robert De Vincenzo dan bayi yang sekarat #Reaksi yang positif

October 24, 2020 By: andry Category: motivasi, refleksi

Robert De Vincenzo, seorang pegolf hebat Argentina, pernah memenangkan turnamen, setelah menerima cek dan tersenyum di depan kamera, dia pergi ke clubhouse dan bersiap untuk pulang. Saat dia berjalan menuju mobilnya di tempat parkir, dia didekati oleh seorang wanita muda yang memberi selamat kepadanya atas kemenangannya dan kemudian mengatakan kepadanya bahwa anaknya sakit parah dan sedang sekarat. Wanita itu mengatakan bahwa ia tidak tahu bagaimana dia bisa membayar tagihan dokter dan biaya rumah sakit.

De Vincenzo tersentuh oleh ceritanya, dan dia menuliskan cek yang kemudian diberikan ke wanita tersebut dan berkata kepada wanita itu. “Bawalah anakmu ke rumah sakit dan pastikan semua terjamin sehingga dia benar-benar sembuh”.

Minggu berikutnya, De Vincenzo makan siang di country club ketika seorang rekannya menghampiri ke mejanya dan berkata “ada tukang parkir minggu lalu melihat bahwa Anda bertemu dengan seorang wanita muda dan kemudian anda memberikannya cek”
De Vincenzo mengangguk. Kemudian rekannya tersebut melanjutkan, “saya punya KABAR BURUK untuk Anda. Dia menipu anda, dia tidak punya bayi yang sakit apalagi sekarat.

De Vincenzo terdiam sejenak dan bertanya “Sungguh? Maksudmu “TIDAK ADA BAYI YANG SAKIT DAN SEDANG SEKARAT”?”

“Benar,” tegas rekannya itu.

“SYUKURLAH, senang sekali mendengarnya, dan ini KABAR TERBAIK yang saya dengar sepanjang minggu ini” Kata De Vincenzo.

Dari cerita ini dapat kita ambil hikmahnya bahwa kabar baik atau kabar buruk itu tergantung bagaimana cara pandang kita melihatnya, yang mana dalam masa-masa sulit saat ini, “EMPATI” dan “KELUASAN HATI UNTUK MEMAAFKAN” adalah dua hal yang benar-benar dibutuhkan untuk kehidupan yang lebih baik.

Kita tidak bisa mengatur peristiwa apa yang akan terjadi pada kita, tapi kita bisa mengendalikan REAKSI/ RESPON KITA terhadapnya, termasuk untuk hal/ peristiwa yang kurang menyenangkan untuk manusia umumnya.

#terjemahan bebas dari cerita Robert De Vincenzo and the dying baby – www.artismc.com

Terpenjara dalam keyakinan..

October 06, 2020 By: andry Category: motivasi, refleksi

Seorang anak yang sedang berekreasi di kebun binatang, terlihat sangat tertarik memperhatikan sebuah lapangan besar tanpa kandang pembatas yang di dalamnya ada sekumpulan gajah yang berbadan sangat besar.

Yang menarik buat anak tersebut adalah melihat fakta bahwa kaki gajah-gajah tersebut hanya diikat dengan seutas tali kecil. Jelas sekali bahwa gajah-gajah tersebut bisa dengan mudah melepaskan diri dari ikatan mereka kapan saja, namun kenyataannya gajah tersebut tidak melakukannya.

Dalam pemikiran anak tersebut, dengan ukuran besar dan tenaga seekor gajah, seharusnya diikat dengan rantai dan dimasukkan ke kandang yang kuat dan tinggi.

Karena penasaran, kemudian dia mendekat ke salah seorang pelatih di situ dan bertanya “Mengapa hewan-hewan itu hanya berdiri di sana dan tidak berusaha untuk melarikan diri?”

Pelatih tersebut menjawab bahwa ketika gajah-gajah tersebut masih sangat kecil, pelatih gajah menggunakan ukuran tali yang sama untuk mengikat mereka. Namun karena gajah tersebut memang masih kecil, maka tali itu sudah cukup untuk menahan mereka. Pada awalnya gajah-gajah kecil tersebut akan meronta berusaha keras melepaskan ikatannya tapi tentu saja tidak berhasil dan malah menyakiti dirinya sendiri, hal tersebut berulang-ulang sampai pada akhirnya gajah kecil tersebut akan menyerah.

Saat mereka tumbuh dewasa, mereka terkondisi untuk ter-PENJARA dalam ke-YAKIN-an bahwa tali yang masih terikat dikaki tersebut masih bisa menahan mereka dan mereka tidak akan dapat melepaskan diri, sehingga mereka tidak pernah mencoba lagi untuk membebaskan diri.

Belajar dari cerita ini, banyak manusia yang menjalani hidup tergantung pada suatu keyakinan bahwa dia tidak bisa ini, tidak bisa itu. Batasan-batasan ini tumbuh subur dan mengakar dalam alam bawah sadarnya.

Batasan-batasan ini bisa dari orang tua, lingkungan, teman, buku-buku yang kita baca, berita yang kita dengar atau hal-hal yang kita tonton. Secara sadar atau tidak sadar kita memasukkan keyakinan ini dalam benak dan alam bawah sadar.

Saya pernah mendengar salah satu kerabat yang terkena perampingan pekerjaan, berkata bahwa saya hanya paham di bidang marketing, tidak mungkin saya bisa berhasil di bidang lain, dan akhirnya sampai saat ini terjadilah demikian, masih menunggu lowongan sesuai yang diharapkan.

Saya juga pernah mendengar seorang rekan bercerita bahwa sifat pemarahnya didapat dari orangtuanya, sehingga wajar kalau dia juga tumbuh menjadi seorang pemanah. Dia berpendapat bahwa kalau sudah sifat, tidak akan bisa dirubah.

Lah, kalau sifatnya negatif, apa iya mau disimpan terus. Kalau kita tidak yakin bahwa sifat-sifat negatif bisa dirubah, mau seperti apa ke depannya? Apakah mungkin kita bisa maju?

Mari kita belajar bahwa kegagalan atau hambatan masa lalu tidaklah menjadi keyakinan yang memenjarakan hidup kita, tetapi harusnya menjadi suatu pelajaran berharga untuk melangkah lebih optimis ke masa depan.

#tulisan ini dikembangkan dari cerita gajah dan seutas tali dari berbagai sumber/ website termasuk gambar yang digunakan

Kita adalah apa yang kita pikirkan..

October 03, 2020 By: andry Category: motivasi, refleksi

Rutinitas sejak bangun tidur mengawali hari, lalu melakukan aktifitas baik di dalam ataupun di luar rumah dan akhirnya nanti istirahat dan tidur kembali, kita tidak pernah lepas dari yang namanya BERPIKIR.
Kumpulan PIKIRAN yang terjadi berulang-ulang di berbagai tempat dan kesempatan akan menjadi KEYAKINAN / MINDSET, yang akhirnya akan menentukan TAKDIR dan NASIB kita..

“Kita adalah apa yang kita pikirkan”

Jadi hati-hatilah dengan PIKIRAN yang kita pelihara..

Kisah tentang seekor katak dan seekor tikus..

September 02, 2020 By: andry Category: motivasi, refleksi

Alkisah..

Ada seekor katak yang bersahabat dengan seekor tikus.
Si katak yang bisa hidup di dua alam, tinggal di sebuah kolam sedangkan si tikus tinggal dalam lubang sebuah bawah pohon di tepi kolam tersebut. Kebiasaan si katak setiap pagi setelah bangun, maka dia akan keluar dari kolam dan berkunjung serta menghabiskan waktu bermain ke rumah si tikus.

Pada suatu hari, entah kenapa, tiba-tiba ada pemikiran terlintas dalam pikiran si katak “kenapa harus selalu saya yang berjuang ke rumah si tikus? Seharusnya sebagai seorang sahabat yang baik, sesekali dia berinisiatif dong berkunjung ke rumah ku juga, ini sangat tidak adil”. Berhari-hari si katak memikirkan hal tersebut, namun tidak menyampaikan langsung ke si tikus karena menurutnya sebagai sahabat yang baik, seharusnya si tikus mengerti sendiri dan menawarkan diri untuk ke rumahnya sebagai timbal balik karena si katak setia mengunjungi si tikus. Semakin lama si katak memikirkan hal tersebut, semakin sakit hati tertanam, sampai suatu saat dia berniat untuk memaksa si tikus agar mau berkunjung ke rumahnya.

Saat si tikus lengah, tiba-tiba si katak mengikat kaki si tikus dengan seutas tali rumput yang kuat dan kemudian juga mengikatkannya ke kakinya. Kemudian si katak melompat dan menyeret si tikus yang kaget dan tidak sempat berpikir panjang. Sesampai di tepi kolam, sang katak langsung melompat ke dalam kolam dan berenang menuju kediamannya.
Si tikus yang tidak bisa berenang dan tidak bisa bernafas dalam air, tentunya tidak bertahan lama dan segera kehabisan nafas dan tenggelam.
Begitu sang katak menyadari bahwa sahabatnya tidak bergerak, langsung kembali ke tepi kolam dan mendapati bahwa sahabatnya sudah mati, dan menyesallah si katak…
THE END

Ada yang bisa kita renungkan dari cerita ini, bahwa seringkali kita juga bersikap sama seperti si katak yang berpikir bahwa orang lain tahu dan paham apa yang ada di pikiran kita.
Hal yang sangat sederhana saja, jika si katak menyampaikan pikirannya dengan baik, tentunya si tikus bisa menyampaikan alasan mengapa dia tidak bisa ke rumah si katak.

Sebagai pasangan suami dan istri..
Sebagai orang tua dan anak..
Sebagai saudara dan keluarga
Sabagai sahabat, teman atau rekan kerja..
Seringkali kita ingin dan memaksakan orang-orang di sekitar kita paham apa yang kita pikirkan dengan alasan bahwa kalau menyayangi atau menghargai kita, maka pasti tahu apa yang kita ingin dan pikirkan..
Sebelum terjadi hal-hal yang buruk dalam suatu hubungan, mari kita berusaha untuk selalu berkomunikasi yang baik, kita diberi mulut dan bahasa untuk menyampaikan apa yang ada di pikiran kita..
Tuhan memberkati..

#cerita dan gambar dikutip dan dikembangkan dari berbagai sumber di website tentang fabel#

Jadilah pemikir positif…

July 11, 2020 By: andry Category: motivasi, refleksi

Untuk melihat dunia yang lebih baik, jadilah “pemikir positif”.

Berpikir positif “bukan” berarti “menolak mengakui” bahwa ada yang tidak baik/adil ataupun kesusahan/keterbatasan dalam hidup.

Berpikir positif adalah “pilihan” untuk mencari sisi terbaik dalam kondisi yang terburuk sekalipun sehingga kita bisa berpikir lebih jernih dan tidak larut dalam permasalahan.

Pernah punya pengalaman, suatu saat menggunakan jasa taxi ke bandara, sepanjang jalan si pengemudi mengeluhkan kesulitan menghidupi keluarganya, hidupnya yang selalu sial, cerita tentang perusahaannya yang tidak adil, merugikan pengemudi, sering membuat aturan sepihak, dll.

Namun di lain waktu, menggunakan jasa taxi dengan perusahaan yang sama, si pengemudi sepanjang jalan terlihat ceria dan saat saya menanyakan kondisi kerjaan, dijawab bahwa dia bersyukur karena dalam kondisi yang sulit dia masih punya pekerjaan dan dengan pendapatan yang mungkin tidak bisa dibilang besar, dia masih bisa “mencukupkan diri” untuk menghidupi keluarganya.

Tidak bermaksud menyamakan kondisi dan latar belakang kedua pengemudi tersebut, mungkin pengemudi yg pertama memang sedang lebih membutuhkan karena suatu kondisi.

Tapi secara umum, dalam kondisi dan situasi yang sama, tinggal bagaimana sikap kita merespon situasi yang ada.

Seringkali situasi adalah “netral”, manusia lah yang “diberi kebebasan” memilih untuk menjadikannya positif atau negatif yang nanti akan menjadi makanan alam bawah sadarnya.

Mengeluh dan kuatir yang berlebihan tidak pernah menyelesaikan masalah, malah akan membuat jiwa lebih tertekan.

Jika Nasi terlanjur menjadi Bubur..

December 22, 2019 By: andry Category: motivasi, refleksi

Jika NASI sudah terlanjur menjadi BUBUR, ada 2 pilihan yang bisa kita pilih :
1. Menyalahkan situasi dan fokus merenungi kesalahan mengapa bisa menjadi bubur.
2. Fokus menyiapkan ayam, bawang, bumbu2 dan kecap untuk dapat menikmati bubur tersebut.

Surat untuk kekasihku (the 13th Wedding Anniversary)

December 02, 2019 By: andry Category: motivasi, my journey, My Lovely Family, refleksi

Tangerang, 02 Desember 2019
Dear Bidadariku SHENNY ROMBE…
Sang wanitaku dan separuh jiwaku..

13 tahun terlewati..

Mungkin bagi beberapa orang, 13 tahun itu waktu yang singkat
Mungkin juga bagi beberapa orang, 13 tahun itu waktu yang cukup panjang.
Bagiku sendiri bukan masalah singkat atau panjangnya waktu, namun kualitas indahnya kebersamaan denganmu merajut cinta yang tidak pernah lekang oleh waktu dalam bahtera rumah tangga.
Hari-hari yang kulewati penuh dengan sukacita karena aku tahu dan yakin bahwa Tuhan melalui semesta alam telah mengirimkan malaikatnya dalam sosok dirimu untukku.
Begitu nyata dan indah, bagaimana proses awal mengenalmu, berteman, menikah dan sekarang sudah dipercayakan 2 malaikat kecil untuk melengkapi kehidupan rumah tangga kita.

Engkau adalah pasangan dan sahabat terbaik dalam suka dan duka, sahabat dalam canda tawa dan juga sahabat yang selalu menguatkan dalam kondisi yang sulit dan kadang meneteskan air mata. Pasangan yang selalu mengerti dan menerima kelemahan serta ketidaksempurnaanku karena sebenarnya engkaulah yang melengkapi dan menyempurnakanku.

Senyum dan ceriamu senantiasa menjadi inspirasiku untuk senantiasa bangkit kembali di saat jatuh dan menghadapi kelelahan.

Hari-hari indahku sederhana, hanya dengan memulai pagi, menjalani siang dengan melakukan yang terbaik yang aku bisa dan menutup malam hariku dengan rasa syukur atas karunia Allah dalam bentuk kehadiranmu dan anak2 dalam hidupku.

I am the luckiest and happiest man alive…

Melalui surat ini, aku juga meminta maaf karena tidak selalu ada untukmu dan tidak jarang juga lisan dan sikapku menyakiti hatimu.
Aku memang tidak sempurna, tapi aku akan mencoba untuk memberikan yang terbaik untukmu, memelukmu dengan dekapan cintaku, dan senantiasa menyiram dan menjaga cinta kita.
Semoga Tuhan Yesus senantiasa hadir dan menjadi pemimpin rumah tangga kita yang ajaib melalui firman-firmannya yang hidup.

Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan (Efesus 5: 22)

Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia (Kolose 3: 19)

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia (Matius 19 : 6)

Happy the 13th Wedding Anniversary, Sayangku…
02 Desember 2006 – 2019

Dari pria yang selalu memuja dan senantiasa tergila gila tentang mu,
Andry

Dan pada akhirnya, bagaimana kita ingin dikenang?

May 30, 2019 By: andry Category: motivasi, refleksi

Bayangkan kamu melihat dirimu sudah meninggal dunia, dan sekarang kamu berada di prosesi pemakamanmu sendiri, di mana banyak pelayat yang datang.
Ada SUAMI/ISTRI, ANAK, REKAN KERJA, TEMAN, dan orang-orang lainnya.
Bayangkan apa yang akan mereka katakan dalam hati pada saat itu? Apakah mereka merasa kehilangan dirimu atau tidak?

Bagaimana dengan SUAMI/ISTRI-mu?
Apa yang ada di benaknya? Bagaimana ingatan yang berada di dalam pikirannya? Suami/istri yang baikkah? Suami/istri yang penyayangkah? Atau sebaliknya, suami/istrimu mengingatmu sebagai suami/istri yang menorehkan luka di hati? Suami/istri yang selalu menekan? Suami/istri yang sama sekali tidak memberikan manfaat?

Bagaimana dengan ANAK-ANAK mu?
Ingatkah mereka akan apa yang pernah kamu berikan pada mereka? Ayah/Ibu yang baikkah? Ayah/ ibu yang dapat menjadi idola mereka kah? Ayah/ ibu yang dapat mereka banggakan? Atau sebaliknya, mereka mengingatmu sebagai Ayah/Ibu yang penuh cacimaki dan yang tidak patut untuk menjadi panutan?

Bagaimana dengan pikiran rekan kerjamu? Orang jujurkah kamu? Menarikkah kamu? Baik hatikah kamu? Siap membantukah kamu? Atau sebaliknya, mereka mengingatmu sebagai rekan kerja yang tidak peduli, tidak jujur dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam kompetisi?

Bagaimana dengan pikiran teman-temanmu? Apakah mereka kehilangan teman luar biasa yang selalu hadir pada saat diperlukan? Apakah mereka kehilangan teman yang mau membantu siapa saja? Apakah mereka merasa kehilangan tawamu, candamu, dan keramahanmu? Atau sebaliknya, mereka mengingatmu sebagai teman yang tidak peduli dan mau menang sendiri dan mau enaknya saja? Dan mereka tidak perduli dengan kepergianmu..

Bagaimana dengan orang lain? Punya artikah kamu bagi mereka? Tahukah mereka siapa yang telah meninggal? Ada artinyakah kepergianmu bagi mereka? Punya kenangankah mereka akan kamu?”

RENUNGKAN apa yang kamu ingin mereka pikirkan dan mereka kenang ketika menghadiri pemakamanmu nanti.”

Jika kamu ingin dikenang sebagai suami/istri yang baik, jadilah suami/istri yang baik selama hidupmu. Cintai suami/istrimu apa adanya dan dukunglah suami/istrimu dengan sepenuh hati tanpa syarat.

Jika kamu ingin anak-anakmu mengenang segala sesuatu yang pernah kamu berikan, berilah yang terbaik bagi mereka dan jadilah panutan yang membanggakan mereka.

Jika kamu menginginkan rekan kerjamu mengingat kebaikanmu, bekerjalah dengan segala kemampuanmu, jadilah teladan yang baik, dan berilah mereka hal luar biasa yang dapat kamu berikan. Berprinsiplah maju bersama rekan, tidak memanfaatkan untuk kepentingan pribadi.

Jika kamu ingin dikenang sebagai sahabat yang baik bagi temanmu, jadilah teman yang baik. Berbagilah dengan mereka, kenallah mereka, jangan memandang rendah mereka, jangan meminta apa pun dari mereka. Sebaliknya, berikan yang terbaik untuk mereka sebagai teman dan sahabat.

Jika kamu ingin dikenang oleh banyak orang, lakukan kebaikan untuk banyak orang pula. Bantulah mereka, atau berilah hal luar biasa yang dapat dikenang orang banyak.

Cobalah melihat dan renungkan apa yang kita inginkan dari orang lain untuk menilai diri kita nanti di akhir hayat kita. Semakin hidupmu berarti, semakin kematianmu banyak ditangisi dan dikenang orang, dan sebaliknya semakin tidak berarti hidupmu, semakin sedikit orang yang akan melayat pada hari kematianmu dan namamu akan hilang tanpa kenangan…

DAN.. yang terpenting, JANGAN MENUNDA lagi untuk berusaha berbuat baik dan memberikan nilai buat orang lain karena kita tidak pernah tahu KAPAN WAKTU PEMAKAMAN kita, bisa 50 tahun, 10 tahun, 5 tahun, 1 tahun, 5 bulan, 1 bulan, 5 hari, 1 hari, atau bahkan menit atau detik di depan kita.

(tulisan ini terinspirasi dari teori perjalanan terbalik – Buku “Mantra”- Deddy Corbuzier)